Pengingkaran Syahadat Pada Kekufuran
Tertulis pada Panji Rasulullah kalimat syahadat, kalimat ikrar kita yang terutama, yang menjadi pembeda kita diantara manusia, dan menjadi pengikat kita yang beriman
“Laa ilaaha illa Allah, Muhammad Ar-Rasulullah”, ini dua kalimat yang mengubah peradaban, menhantarkan manusia pada tahap yang baru, rahmat bagi semesta alam
Perhatikan, syahadat kita ini berisi dua pengakuan atas dasar kesadaran sempurna, bahwasanya Allah yang mencipta kita, karenanya hanya Dia yang berhak disembah
Dan menyembah Allah secara benar, tidak dimungkinkan bila kita tidak menafikkan segala sesuatu selain Allah, itulah megapa syahadat kita diawali dengan pengingkaran
Ayat-ayat Al-Qur’an ratusan kali memerintahkan kita berpikir, agar jelas bagi kita bahwa tak ada kekuatan dan kuasa kecuali Allah, maka kita mengingkari semua selain Allah
Ketika kita bisa membersihkan diri dari semua syirik, barulah kita mampu mengisi jiwa yang bersih itu dengan syahadat yang indah, ibarat gelas bersih yang dituang air jernih
Akan tetapi bila belum bersih jiwa kita dari tandingan-tandingan selain Allah, maka akan sulit tauhid bertahta dalam dada, walau berkali-kalipun kita melafadzkan kalimat syahadat
Dan kali ini di depan kita syahadat kita kembali diuji, seberapa kita menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan, satu-satunya yang berhak menentukan baik-buruk
Dalam perkara kekuasaan dan kepemimpinan juga sama, Allah sudah melarang kaum Muslim dipimpin dan dikuasai orang kafir, ayatnya sudah jelas, haditsnya pun banyak
Maka pengingkaran terhadap kekufuran ini sebetulnya sudah sepaket dengan syahadat yang kita lafadzkan, Tak ada yang berhak menentukan baik-buruk kecuali Allah
Lalu bagaimana mungkin seorang Muslim bisa sempurna syahadatnya, bila mengingkari kekufuran saja dia tidak mampu? Bagaimana mau menyembah Allah?
Bila ada Muslim yang masih mendukung penguasa kafir juga kekufuran yang besar dibelakangnya, maka nasihati mereka akan syahadat yang mereka masih baca
Tolak pemimpin kafir itu bagian pelurusan aqidah, agar negeri ini di jalan untuk bersegera menerap aturan Allah secara kaaffah, dengan ikuti jalan sunnah Rasulullah saw