Keracunan akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terulang, masyarakat dibuat khawatir dengan banyaknya kasus keracunan yang menimpa anak-anak setelah menyantap makanan tersebut.
Sebanyak 135 siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Berbah, sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). Orang tua sisw berharap, program MBG dievaluasi.
Kepala di Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Khamis Yuliati, mencatat total per hari ini ada 135 siswa dan 2 guru mengalami gejala diare.
“Diobati di sekolah oleh Puskesmas Berbah total 66 orang, rawat jalan di RSUD Prambanan satu orang, dan rawat jalan di Puskesmas Berbah ada dua orang, ” Kata Yuliana, pada Rabu (27/8/2025). (Tirto.com).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman memberikan penjelasan terkait operasional prosedur (SOP) konsumsi makanan agar tidak menimbulkan potensi keracunan. Hal ini juga menjelaskan kemungkinan penyebab dugaan keracunan pangan Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 3 Berbah.
Pengawas Farmasi dan makanan Dinkes Sleman, Gunanto mengatakan SOP konsumsi makanan adalah empat jam setelah makanan selesai dimasak. Informasi yang pihaknya dapat, menu MBG hari selasa (26/8/2025) selesai dimasak pukul 07.30 WIB. Makanan ini baru dikonsumsi pukul 12.00 WIB. (Harianjogja.com).
Jeda yang cukup panjang ini diduga memunculkan potensi kandungan dalam makanan sehingga berubah menjadi racun.
Tidak hanya terjadi di jogja Gubernur Bangkulu, Helmi Hasan mengatakan kegiatan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lebong dihentikan sementara.
Setelah sebelumnya sebanyak 456 siswa di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (27/8/2025). (Kompas.com).
Di Lampung hal serupa juga terjadi, Sebanyak 20 santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Islah, Kabupaten Lampung Timur, dilarikan ke rumah sakit. Mereka diduga keracunan setelah menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada selasa (28/8/2025). (Kompas.com).
Sementara di Sragen Sebanyak 196 siswa dan guru SD hingga SMP di kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng) mengalami keracunan massal usai menyantap Mkanan Bergizi Gratis (MBG), selasa (12/8/2025). (CNN Indonesia. Com).
Hasil uji laboratorium kasus keracunan Massal Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen telah keluar dan dilaporkan ke Pemerintah Daerah setempat. Dari hasil laboratorium tersebut ada sejumlah hal yang harus dievaluasi bersama agar kejadian keracunan ratusan siswa tidak terulang.
Berdasarkan temuan di lapangan, masalah utama penyebab kejadian tersebut adalah buruknya sanitasi dan higienis di lokasi.
Banyaknya kasus keracunan pada makanan yang diklaim menyehatkan sungguh sangat meresahkan bagi orang tua yang memiliki anak-anak usia sekolah.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan janji kampanye Presiden untuk mengatasi masalah Malnutrisi dan stunting pada anak-anak justru menjadi program yang meresahkan orang tua karena banyaknya kasus keracunan massal di berbagai daerah.
Kasus keracunan yang terus berulang menunjukkan adanya ketidakseriusan serta kelalaian negara dalam menangani program yang tengah dijalankan. Khususnya dalam menyiapkan Standart Operational Prosedur (SOP) dan mengawasi Satuan Pelayanan Pemenuhan GIZi (SPPG). Akibatnya kesehatan bahkan nyawa siswa terancam.
Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan solusi untuk menyelesaikan persolan gizi, ibu hamil apalagi mencegah stunting.
Hanya kepemipinan Islam dalam naungan khilafah yang dapat menjamin kebutuhan gizi generasi, dengan mekanisme sesuai syariat Islam mekanisme ini menjauhkan anak dari problem stunting. Dan disaat yang sama semua rakyat terpenuhi kebutuhannya.
Salah satu visi negara khilafah sebagaimana tuntutan syariat adalah menjamin kesejahteraan setiap rakyatnya. Seperti menjamin kebutuhan pangan baik kualitas maupun kuantitas.
Langkah awal yang dilakukan negara adalah memerintahkan setiap laki-laki bekerja untuk menafkahi diri dan keluarganya dalam hal ini negara wajib menyediakan lapangan kerja untuk rakyat.
Dalam Islam sumber daya alam berupa air, Padang rumput dan api merupakan kepemilikan umum atau rakyat yang pengelolaannya wajib dilakukan oleh negara bukan swasta demi kesejahteraan rakyat.
Pengelolaan sumber daya ini akan membuka industri-industri dalam jumlah yang banyak sehingga mampu menyerap tenaga kerja sehingga para pencari nafkah tidak kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Negara wajib membangun kedaulatan pangan dibawah Departemen Kemaslahatan Umum, departemen ini akan menjaga kualitas pangan yang beredar di masyarakat. Negara akan mengoptimalkan produksi pangan dalam negeri dengan mengaktifkan perkebunan, perikanan dan sebagainya.
Pelayanan pendidikan, kesehatan,dan keamanan mutlak dijamin negara. pemenuhan kebutuhan diberikan kepada setiap masyarakat tanpa terkecuali.Sehingga pendapatan keluarga benar-benar dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan pokok termasuk gizi keluarga.
Negara tidak akan menyerahkan urusan rakyat kepada pihak swasta. Khilafah akan melibatkan berbagai pakar dalam membuat kebijakan baik terkait pemenuhan gizi, mencegah stunting maupun dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Khilafah mempunyai dana dari Baitul mal untuk mewujudkan kebijakan pengurusan rakyat yang berkualitas terbaik, hanya penerapan aturan Islam secara kaffah dibawah naungan khilafah yang mampu mewujudkan gizi generasi.