Dominasi Pemuda dalam Pengangguran Nasional hingga Global

Usia muda kisaran 19 hingga 25 tahun bisa dikategorikan dalam usia siap bekerja, namun keadaan sekarang ini membuat tingkat pengangguran semakin melonjak. Tidak hanya di Indonesia, di negara besar seperti Inggris juga mengalami kenaikan angka pengangguran usia muda kisaran 16 – 24 tahun menganggur, di mana sebanyak 634.000 pemuda menganggur. Hal ini di sebabkan oleh terbatasnya kesempatan kerja dan ketidakstabilan suatu negara (cnbcindonesia.com/30/08/2025).
Negara besar yang terdampak krisis ini adalah Inggris, Prancis, AS, dan Cina, di negara ini juga mengalami kenaikan angka pengangguran. Bahkan, muncul fenomena pura-pura kerja dan kerja tanpa digaji, semata demi dianggap kerja. Sedangkan di Indonesia, meski secara nasional angka pengangguran turun, generasi muda mendominasi pengangguran. Separuh pengangguran adalah anak muda.
Usia produktif yang seharusnya mampu dimanfaatkan dengan baik dalam hal tenaga maupun pikiran, justru dibiarkan begitu saja karena tidak adanya kesempatan bagi mereka untuk memulai.
Krisis tenaga kerja global menunjukkan bahwa sistem ekonomi yang mendominasi dunia, yaitu kapitalisme, gagal menyediakan lapangan kerja. Ini artinya, kapitalisme gagal mewujudkan kesejahteraan bagi manusia, terutama bagi lapisan tengah ke bawah.
Tingginya angka pengangguran disebabkan konsentrasi kekayaan dunia, di mana nilai kekayaan orang satu dengan yang lainnya bisa sangat berbeda jauh dan ini juga ada di negara – negara maju, di setiap daerah perkotaan yang indah pasti akan ditemukan pemukiman kumuh yang tidak layak huni bahkan gelandangan bisa ditemukan di jalanan umum diberbagai negara maju. Di Indonesia sendiri, ketimpangan kekayaan juga nyata. Data Celios, kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta orang Indonesia. Sedangkan negara lepas tangan dari tugasnya menyediakan lapangan kerja bagi rakyat.
Upaya pemerintah dengan mengadakan jobfair tidak menjadi solusi karena dunia industri mengalami badai PHK. Dan pengadaan program ini pun tidak masuk akal, di mana ada ribuan orang yang mencoba melamar pekerjaan namun hanya beberapa orang saja yang akan menerima panggilan kerja, yang jumlahnya mungkin tidak lebih dari 10 orang.
Sedangkan pembukaan sekolah dan jurusan vokasi tidak menjadikan lulusan mudah mencari kerja, buktinya banyak lulusan vokasi yang menganggur. Banyak juga lulusan SMK yang seharusnya siap terjun ke dunia kerja, justru tidak dapat memulainya karena bersaing dengan banyaknya lulusan S1 yang juga berjuang dalam mencari pekerjaan. Sedangkan lapangan kerja tidak seberapa dan kini banyak juga industri besat yang melakukan PHK akibat dari efisiensi.
Seluruh fenomena ini bisa terjadi dan akan terus terjadi selama sistem kapitalisme masih mendominasi dunia, termasuk Indonesia, pengangguran senantiasa menjadi masalah utama. Dan solusi dari tiap kebijakan tidak akan menuntaskan permasalahan 100% , karena yang bermasalah adalah sistem yang digunakan saat ini, yaitu sistem Kapitalisme.
Dunia Islam yang mengenal dan mengatur seluruh aktivitas manusia dari mulai akan tidur hingga bangun dari tidur tidak akan membiarkan permasalahan semacam ini terus menjamur bahkan melonjak ke angka yang tinggi hingga menjadi permasalahan global. Karena penguasa dalam Islam berperan sebagai raa’in yaitu mengurusi rakyatnya agar mendapatkan pekerjaan. Negara memfasilitasi rakyat agar memiliki pekerjaan, yaitu dengan pendidikan, bantuan modal, industrialisasi, pemberian tanah, dll.
Seluruh kebutuhan rakyat tidak ada yang terabaikan, bahkan dari hal terkecil seperti kebutuhan makan dan minum. Negara Islam yang menerapkan Sistem Islam tidak akan pernah membiarkan rakyatnya susah apalagi menderita. Dan pemimpinlah yang akan memastikan setiap rakyatnya sejahtera.
Penerapan sistem ekonomi Islam menjadikan kekayaan dunia terdistribusi secara adil, tidak terkonsentrasi pada segelintir pihak. Di pastikan bahwa kekayaan alam dan potensi yang ada di alam pada suatu wilayah akan diolah dan dimanfaatkan demi kesejahteraan rakyat. Tidak mengeksploitasi sumber daya alam hingga habis, namun dioleh dengan baik dan bahkan akan terus dijaga supaya sumber daya alam itu dapat terus bermanfaat untuk generasi – generasi selanjutnya. Sehingga aspek kehidupan mulai dari ekonomi, kesehatan dan juga pendidikan generasi muda bisa terpenuhi dengan baik.
Melalui sistem pendidikan Islam, negara menyiapkan SDM berkualitas, tidak hanya siap kerja, tetapi memiliki keahlian di bidangnya. Dan pastinya memiliki akhlak mulia yang senantiasa mengutamana Allah dalam setiap langkah dan keputusannya. Jadi tidak akan ada pengambilan kebijakan yang menguntungkan diri dan kelompoknya, namun pengambilan kebijakan didasarkan atas syariat Islam dan mensejahteraan rakyat sama seperti yang pemimpin Negara Islam lakukan dulu baik di masa Rasulullah maupun Khalifah – Khalifah setelah Rasulullah.
Hal ini menunjukkan bahwa satu – satunya sistem yang tidak menyengsarakan manusia adalah Sistem Islam, sebab Islam mampu mengatur segala aspek kehidupan dari terkecil hingga hal besar dalam sistem bernegara. Bukan sistem – sistem lain yang dibuat oleh manusia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *