MALAM SURAM UNTUK PENGUASA

Malam Suram untuk Penguasa
Oleh: Vier A. Leventa

Rapikanlah bantalmu, tirani
Sandarkan bahu itu pada utopia kenyamanan dunia.
Dan jelanglah malam suram yang akan datang, hai penguasa,
dengarlah olehmu gelombang syair dan doa ini,
ia kan mengalir deras, dalam aorta penyesalan tanpa henti.

Bahwa,
kesudahanmu hanyalah duka yang menganga,
tersisa hanya air mata kering penuh derita, tanpa sanggup kembali.

Satu nafas yang kau tarik,
adalah jarum yang menusuk nuranimu, hingga sesak.
Satu kata yang kau ucap,
adalah tajam paku berkarat, menancap hingga jantung kesadaranmu.

Kau tenggak racun, dengan zalim-mu pada Ulama.
Kau lahap bangkai, dengan fitnahmu pada pengemban Risalah.
Kau hisap darah kami hingga kerontang, dengan tipu dayamu.
Kau tertawa terbahak dalam kepongahan, hingga kenyang perutmu dipenuhi belatung kesombongan.

Sadar, dan ingat-ingatlah, penguasa,
kau berurusan, tidak dengan penduduk bumi,
langit terbentang, dengan segala-mua penduduknya,
siap menindihmu dengan segala pedih dan sedih jutaan rakyat yang kau urus.

Lihatlah, pekat malam tetap awas memperhatikanmu, ruang hampa tetap siaga mendengarmu.

Sadarlah diri, tirani.
Dunia ini hanya bui,
hanya permainan yang menipu.
Kau pongah, kau sombong, kau tak peduli.
Maka, jelanglah malam-malam suram yang akan datang.
Nantilah olehmu, hingga sentuhan penderitaan rakyatmu yang kau tipu, menyentuh kulit,
meresap hingga organ terdalam-mu, membusuk bersama dirimu.

Jika kata tak kau dengar,
maka doa jadi senjata.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *