REJEKI TIDAK PERNAH TERTUKAR

Barakallahu kepada para pembaca sekalian, semoga Allah melancarkan usaha dan upaya kita beribadah hari ini, Aamiin. Rizki atau orang sunda menyebutnya dengan rejeki, padahal Rizki atau sering juga disebut rezeki, berasal dari kata rozaqo – yarzuku – rizqon, yang bermakna “memberi / pemberian”. Sehingga makna dari rizki adalah segala sesuatu yang dikaruniakan Alloh Subhanahu wa Ta’laa kepada hamba-hamba-Nya dan dimanfaatkan oleh hamba tersebut. Satu hal yang diyakini setiap hamba Allah sesuatu yang merupakan prerogatif sang khalik kepada hambanya, dan itu merupakan lingkaran yang sama sekali tidak dikuasai manusia untuk mengendalikannya.
Namun dalam meyakini hal ini, hanya sedikit orang yang secara kaffah (baca=total) 100% meyakininya, dan orang-orang yang secara kaffah meyakini konsep rizki itu hanya milik Allah tidak akan pusing untuk menjemputnya, namun juga tidak sekedarnya. Karena orang-orang ini telah imani terdahap konsep rizki juga tentu akan imani terhadap peruntukannya di ciptakan di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah sang Khaliq.

 

Entah disadari atau tidak, tetapi kebanyakan orang lebih senang berada di zona nyaman. Mendapatkan gaji yang sudah pasti segitu setiap bulannya, dengan fasilitas dan bonus dari lemburnya, sehingga mudah mengkalkulasi dan menakar mau dikemanakan gajinya itu dibelanjakan setiap bulannya. Padahal satu hal juga yang menjadi pertanyaan, apakah setiap pegawai memiliki keperluan dan kebutuhan yang sama setiap bulannya ? Saya rasa tidak, tidak ada yang flat tentang kebutuhan seseorang, ketika ia sedang sendiri terlebih ketika sudah berkeluarga.

 

Walau sebatas dhaif, ada hadist yang berbunyi “sembilan dari sepuluh pintu rezeki adalah berdagang”. Ini sudah cukup memberikan indikator bahwa pada area rizki, cukup Allahlah yang menentukan berapa yang layak untuk kita dapatkan. Tidak perlu risau ketika penghasilan dalam keadaan yang tidak pasti setiap harinya, tidak perlu aral ketika saldo di ATM menipis, dan dompet telah kosong. Cukuplah ikhtiar serius disertai dengan tawakal, jadikan semua ladang pahala. Toh Rizki tidak akan pernah tertukar.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *