Bismillahirrohmaannirrohiim.
Ikhwah fillah anu balageur, sholeh dan sholehah…
Hampir di beberapa pelosok negeri ini diselenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad shallallohu alaihis-salam, meski masih terdapat perbedaan pandangan atas penyelenggaraan ini.
Terlepas dari perbedaan pandangan tentang hukum memperingati Maulid Nabi SAW tsb, maka yang paling PENTING bagi setiap muslim adalah BERMUHASABAH tentang :
“BAGAIMANA TANGGUNG JAWAB KITA TERHADAP SUNNAH, DAN SAMPAI SEJAUH MANA KITA MENTAULADANI AKHLAK ROSULULLOH SAW???”
Ikhwah fiillah…
Sebagai seorang muslim memiliki KEWAJIBAN MENJAGA dan MEMELIHARA SUNNAH-SUNNAH Rosululloh saw, di samping menjaga, membela kemuliaan, dan kehormatannya. JUGA, termasuk sikap terhadap para Nabi dan Rasul sebelumnya. Karena, hal ini merupakan PERINTAH Allah Ta’ala yang diabadikan di dalam banyak ayat Al-Qur’an.
Naaaah…., oleh karena itu setiap muslim DIWAJIBKAN untuk :
1). Menjadikan sunnah2 sebagai SUMBER HUKUM.
2). RELA dan PUAS atas ketetapan sunnah2 Rosululloh saw. Meskipun petunjuk itu bertentangan dengan akal dan perasaan sekalipun.
3). Tidak ada sedikitpun aturan sunnah2 yang DITOLAK, melainkan benar2 taslim.
4). MENCINTAI Rosululloh saw melebihi cintanya kepada diri sendiri dan keluarga.
Hal ini dinyatakan di hadis Sahih Bukhori dan juga di surat Al-Ahzab : 6.
Juga Rosululloh saw bersabda : “Sebaik-baik AMAL adalah CINTA karena Allah, dan BENCI juga karena Allah” (HR. Imam Abu Daud).
Maka, pastikan, CINTA dan BENCI bukan karena dorongan ego hawa nafsu semata.
5). Berusaha untuk MENTAULADANI akhlak Rosululloh saw, sebab pada diri Rosululloh saw terdapat suri tauladan yang baik : “Laqqod kaana lakum fii rosuulillahi uswahtun hasanah….” (Al-Ahzab : 21).
Ikhwah fiillah…
Begitu pula banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang BAHAYA MENGINGKARI SUNNAH, yang secara tersirat dan terungkap, bisa berpotensi melahirkan sifat kekufuran, kemunafikan dan kefasikan, bahkan bila mengingkarinya bisa MENGGUGURKAN keislaman….
Na’udzubillah min dzalik.
Semoga bermanfaat.
Salam silaturrahim.
Cikole, 12 Rabi’ul Awwal 1439 H.