Saudara sekalian, pepohonan merintih rintih. Bila bisa berbicara, dia akan berkata sbb:
Bukanlah yg membuat pilu kami, para pohon, itu kapak. Tetapi yg sangat membuat pilu kami adalah kenyataan bahwa pegangan kapak itu dari kelompok kami jua.
Seorang penyair lain menulis puisi, ia berkisah tentang jeritan kesedihan yg dialami sang lilin. Kita tahu lebah menghasilkan lilin dan membuatnya sebagai sarang yg kemudian menjadikannya sebagai tempat menyimpan madunya untuk bahan makanan di musim dingin.
Puisinya sbb:
‘Apakah gerangan sebabnya lilin menangis mengucurkan airmata di pembakaran.
Apakah karena terbakar api, ataukah karena berpisah dari madu.’
Puisi diatas menarik perhatian media massa terkenal. Maka dibentuklah panitia untuk mengadakan sayembara mencari jawabannya. Jawaban yang tepat akan mendapatkan hadiah yg berharga dari media massa tersebut.
Apakah gerangan sebabnya lilin menangis mengucurkan airmata di pembakaran.
Apakah karena terbakar api, ataukah karena berpisah dari madu.’
Setelah ditunggu selama selang waktu yang ditentukan, banyak surat yang masuk. Ternyata jawabannya ada dua jenis.
1. Lilin menangis karena terbakar.
2. Lilin menangis karena berpisah dengan madu.
Kedua jawaban ini menurut panitia tidak mencerminkan penyebab jeritan sedih sang lilin. Karena itu panitia tidak menganggapnya sebagai pemenang. Lalu membuka sayembara lagi untuk mencari jawabannya.
Kabar belum adanya jawaban yg mumpuni, akhirnya sampai ke telinga sang penyair yang menulis puisi diatas. Dia kemudian melanjutkan gubahannya tersebut dan mengirimkannya kepada panitia sayembara.
Sesiapa yang berbeda pemikirannya, maka hati hatilah dalam berkawan dengannya.
Tiada yang memberi bahaya kepada sang lilin kecuali karena ia berkawan dengan sumbu’.
Sang penyair dinyatakan menang. Hadiah yg dijanjikan pun akhirnya ia terima.
Benarlah, tangis lilin adalah karena adanya benda lain, yaitu sumbu yg siap menjadi penyulut dan membakar habis dirinya dan sekitarnya.
Rintihan pepohonan kepada kapak, serta kepedihan lilin yg berkawan dengan sumbu, patut menjadi pelajaran.
Pada kehidupan nyata, kita harus mencari kawan yang baik, yang secara bersama siap untuk meperjuangkan kebaikan yang sama sama dihayati.
Umar bin Khattab Ra berkata: Sesudah Islam tidak ada nikmat yang lebih istimewa dari pada saudara yg soleh. Karena itu bila mendapatkan cinta persahabatan dari saudara yang soleh tersebut, maka peganglah erat erat.
Rasulullah Saw telah mewanti wanti dalam memilih kawan. Beliau Saw bersabda: Janganlah berteman kecuali dengan sesama orang beriman, janganlah undang jamuan makan kecuali orang yang taqwa. HR Abu Dawud.
Sedangkan orang orang yg tidak beriman walaupun saling bersahabat erat di dunia, nanti di hari akhir akan saling bermusuhan.
Allah berfirman:
ٱلۡأَخِلَّآءُ يَوۡمَئِذِۭ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلۡمُتَّقِينَ
Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa. QS Zukhruf ayat 68.
Fatchul Umam, 23 Jan 2021.