Shidq ( jujur ) adalah kesesuaian antara suara hati dengan ucapan, sehingga jika salah satu syarat itu hilang, maka tidaklah dikatakan sebagai kejujuran yang sempurna .Ash-Shiddiq berarti seorang yang banyak jujurnya. Namun banyak yang memberikan definisi ash-shidq sebagai berikut :
- Ash-Shiddiq berarti orang yang tidak pernah berbuat bohong sama sekali.
- Ash-Shiddiq berarti seorang yang tidak pernah melakukan kebohongan karena ia sudah terbiasa dengan kejujuran .
- Ash-Shiddiq berarti seorang yang selalu benar ucapan dan keyakinannya dan mampu mewujudkan kejujurannya.
Allah ta’ala berfirman :
وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتٰبِ إِبْرٰهِيمَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا
” Ceritakanlah ( Hai Muhammad ) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab ( Al Quran ) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. ( Qs.Maryam 41 )
Allah juga berfirman:
وَمَن يُطِعِ ٱللّٰهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللّٰهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لٰٓئِكَ رَفِيقًا
” Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugrahi nikmat Allah, yaitu :Nabi-nabi, dan para shiddiqin ( Qs.An-Nisaa’ 69 )
Jadi Ash-Shiddiqun berarti sekelompok kaum yang derajat keutamaannya dibawah predikat para nabi . Namun kedudukan mereka setingkat dengan para nabi.
Pada dasarnya kejujuran itu ada pada ucapan, baik untuk masa lampau maupun masa yang akan datang . Akan tetapi ia merupakan kata kerja yang memerlukan obyek, terkadang jujur juga terdapat dalam amal perbuatan. Oleh karena itu ada yang mendefinisikan bahwa makna jujur adalah konsisten dengan kebenaran baik ucapan maupun perbuatan. Jadi bisa kita simpulkan bahwa makna jujur adalah kesesuaian antara aqidah, ucapan,dan perbuatan. Baik dalam realita maupun kenyataan.
2. Faktor kejiwaan yang mampu menumbuhkan kejujuran dari hati nurani.
Yang dimaksud dengan faktor kejiwaan disini adalah sifat-sifat yang apabila ditemukan dalam jiwa seseorang maka orang itu mudah menghiasi dirinya dengan kejujuran, diantara faktor tesebut adalah
A. Mencintai kebenaran sehingga terpatri dalam jiwa bahwa kebenaran merupakan tujuan luhur yang ingin dicapai oleh setiap orang.dan ia selalu berusaha untuk mencapai hal tersebut.
B. Sifat berani dan terus terang. keberanian, kejujuran dan keterus terangan tidak akan pernah mengenal cari muka dan kebohongan. Sehingga tidak akan menipu dan tidak juga berdusta.
C. Mempertahankan harga diri dan keindahan akhlak. Sesungguhnya ketinggian harga diri mendorong seseorang untuk terus menjaga kehormatannya dari kehinaan dan berusaha untuk selalu membersihkannya dari sesuatu yang tidak pantas. Sehingga jadilah jiwanya jiwa yang bersih dan kemuliaan menjadi tujuan. Dan menjadikan kemuliaan itu melekat pada citra kehidupannya.
3. Keutamaan jujur dan karakteristiknya
A. Kejujuran merupakan puncak dari segala keutamaan.
Jujur merupakan sifat yang paling terpuji. Dengannya seseorang menghiasi dirinya dan dengannya pula ilmu yang dimiliki seseorang akan menambah pengaruh dan wibawa pada dirinya.
Kejujuran merupakan pondasi bagi akhlak sekaligus sebagai pangkal dari semua akhlak. Karenanya seseorang yang jujur selalu dipenuhi dengan keutamaan dan akhlak yang luhur. Ia selalu terus terang, tidak hipokrit, istiqomah tidak bimbang, dermawan, komitmen, dipercaya, qona’ah, penuh kasih sayang, selalu berbuat baik, sabar, menjaga kehormatan diri, rendah hati, transparan, giat bekerja, adil, tidak melakukan tipu daya… sedang orang terbiasa berdusta, jelas sikapnya tentu akan sebaliknya.
B. Kejujuran menunjukkan kepada jalan keimanan dan kebaikan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: hendaklah kalian jujur, karena jujur akan menunjukkan pada kebaikan dan kebaikan akan menunjukkan pada surga, tidaklah seseorang selalu jujur dan berupaya untuk terus jujur sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai seorang yang jujur…..(Muttafaqun ‘alaih).
Hadis ini memberikan pengertian bahwa kejujuran selalu membawa kepada kebaikan. Kebaikan adalah ungkapan kata yang mencakup segala bentuk kebaikan dalam berbagai amal yang shalih, yaitu amal amal tambahan diluar kewajiban, serta meninggalkan hal hal yang diharamkan yang membawa pada derajat ketaqwaan.
C. Kejujuran merupakan akhlak yang bisa dirubah dan dibentuk.
Diantara bentuk kemauan dan komitmen adalah berusaha untuk selalu bersikap jujur dalam seluruh ucapan dan aktifitas.
Seseorang yang berusaha untuk selalu jujur tidak akan memberikan peluang bagi dirinya untuk mengeluarkan perkataan dengan seenaknya, tanpa adanya pertimbangan dan pemikiran terlebih dahulu. Tidak akan memberikan peluang untuk mengikuti sesuatu tanpa didasari dengan ilmu. Tidak akan memutuskan perkara dengan dasar dugaan tanpa dikuatkan oleh dalil dan bukti yang cukup.
D. Kejujuran merupakan salah satu sebab masuk surga.
Dari Ubadah bin shomit Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : Jaminkanlah bagiku enam perkara dalam diri kalian, maka aku akan menjamin surga untuk kalian: Jujurlah jika berbicara, tepatilah janji jika mengadakan perjanjian, tunaikanlah amanah jika diberi amanah,jagalah kemaluan, jagalah pandangan, dan jagalah tangan kalian dari melakukan dosa.( HR.Imam Ahmad dan Baihaqi dalam Sua’bu Al-Iman )
Sangatlah jelas ungkapan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits ini,bahwa kejujuran merupakan salah satu dari enam perkara,yang mana bagi siapa saja menghiasi dirinya dengan hal tersebut maka ia akan masuk surga.dan ini merupakan dorongan dan anjuran untuk menghiasi diri dengan sikap jujur.
E. Bohong bukan sikap seorang muslim.
Allah subhanahu wa taala berfirman :
نَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايٰتِ ٱللّٰهِ ۖ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكٰذِبُونَ
” Sesungguhnya mengada adakan kebohongan hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.( Qs.An-Nahl: 105 )
Ayat Al-Qur’an diatas menjelaskan bahwa kebohongan hanyalah bersanding dengan orang-orang yang tidak beriman. Adapun kebohongan yang terjadi didalam kehidupan seseorang yang tidak dibuat buat, tidak diatur dan tidak direncanakan, serta bukan akhlak yang sudah menjadi kebiasaan, bisa saja terjadi pada diri seorang mu’min.
F. Akan mendapatkan pengawasan dan penjagaan serta kedudukan yang dekat dari-Nya,
Firman Allah ta’ala :
يٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ أٰمَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللّٰهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصّٰدِقِينَ
” Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang orang yang benar. ( Qs.At-Taubah:119 ).
Mereka mendapatkan kedudukan yang dekat di sisi Allah ta’ala,sehingga derajat mereka berada setelah derajat para Nabi. Mereka di puji atas kebaikan amal-amal mereka, yang meliputi masalah iman, islam, kejujuran dan kesabaran. Dan mereka tercacat sebagai Ahlush- Shidqi ( orang-orang yang jujur ).
4. Jujur dalam pandangan Ulama Salaf dan Ahli Hikmah.
Umar bin Khaththab berkata : ” Kejujuran yang merendahkan diriku-walaupun jarang dilakukan-lebih aku sukai dari pada kebohongan yang mengangkat diriku walaupun jarang dilakukan-.”
Ibrahim Al-Khawash berkata, ” Seorang yang jujur tidaklah terlihat kecuali dalam hal kewajiban yang ia laksanakan atau keutamaan yang ia lakukan.”
Yusuf bin Asbath berkata, “Semalam saja aku bermuamalah kepada Allah ta’ala dengan kejujuran, lebih aku sukai dari pada berperang dengan pedangku dijalan Allah.”
Dikatakan, ” Barang siapa yang meminta kepada Allah ta’ala dengan penuh kejujuran,maka Allah akan berikan kepadanya cermin, yang dengannya ia melihat kebenaran dan kebatilan.”
Ali bin Abi Thalib berkata :” Terkadang seseorang yang jujur mencapai sesuatu dengan kejujurannya, sesuatu yang tidak akan dicapai oleh seorang pembohong, dengan segala tipu dayanya.” Beliau juga mengatakan :” Iman itu adalah konsisten pada kejujuran meskipun akan membahagiakanmu. Dan meninggalkan kedustaan meski akan memberikan manfaat bagimu.” Beliau juga berkata,” Kebatilan dan kebenaran akan selalu silih berganti sepanjang masa, namun demikian, kebenaran tidak akan terhina dan kebatilan tidak akan menjadi terhormat.”
Abdul malik berkata kepada seorang guru yang mengajari anak anaknya, ” Ajarkanlahkepada mereka kejujuran sebagaimana kau mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka.”
5. Hikmah dari Kejujuran
Sesungguhya kejujuran akan mendatangkan beberapa hikmah. Diantaranya :
- Kejujuran akan membawa kepada kebaikan. Allah ta’ala berfirman :
” Tetapi jikalau mereka benar ( imannya )terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” ( Qs.Muhammad :21 )
- Kejujuran dapat menyelamatkan seorang hamba dari beratnya Adzab dihari kiamat.
Allah ta’ala berfirman :
قَالَ ٱللّٰهُ هٰذَا يَوْمُ يَنفَعُ ٱلصّٰدِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ رَّضِىَ ٱللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar” ( Al Maidah 119 )
- Kejujuran dapat mengangkat derajat seseorang kepada derajat para syuhada.
Dari Sahl bin Hanif, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu, sesungguhnya kejujuran merupakan ketenangan dan kedustaan adalah keraguan.”( dikeluarkan Tirmidzi, Ia berkata Hadis hasan sahih.)
- Pengaruh kejujuran dalam kehidupan pribadi
Kejujuran dapat membawa kepada ketaqwaan, pengampunan, dan pahala yang besar. Allah telah mendorong orangorang mu’min untuk selalu komitmen dengan kejujuran. Dan Allah telah memuji mereka atas sifat tersebut.
Allah ta’ala berfirman :
ٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ أٰمَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللّٰهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصّٰدِقِينَ
” Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.(Qs.At-Taubah :119)
Kejujuran merupakan tegaknya ruhiyah Kejernihan jiwa, bersihnya hati, dan membawa umat pada derajat kemuliaan.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha , Ia berkata,” Aku bertanya kepada Rasulullah, ” Dengan apa seorang mu’min dapat dikenal?” Beliau menjawab,” Dengan kewibawaanya.